Menguak
Kenyamanan Alam Baka
Judul Buku: The Lovely Bones
Penulis: Alice Sebold
Alih Bahasa: Gita
Yuliani K
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Utama
Editor: Lanny
Murtihardjana
Jumlah Halaman: 440
Halaman
Cetakan: April 2008
ISBN: 978-979-22-3656-9
Mungkin semua orang bertanya-tanya bagaimana rasanya hidup
dengan nyaman di alam baka. Alice Sebold menuangkannya di buku ini. Alice
Sebold merupakan seorang penulis kelahiran Amerika yang telah menulis tiga buku
yang berjudul Lucky, The Almost Moon dan
The Lovely Bones. Diantara kedua bukunya
tersebut The Lovely Bones dianggap
paling menarik karena menggunakan bahasa yang menarik dan sederhana. Sementara itu,
buku ini juga dikemas dengan tatap muka yang unik dan tidak biasa.
Buku ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis belia
bernama Susie Salmon yang masih berumur 14 tahun harus menghadapi kenyataan pahit.
Dia diperkosa dan dimutilasi yang
mayatnya dikubur tepat di depan rumahnya. Kematiannya menyisakan persoalan diantara
kedua orang tuanya dan mengguncang ikatan pernikahan mereka. Namun, semua bisa teratasi
karena kehadiran adik Susie bernama Lindsey.
Di dalam Novel ini, Susie menceritakan bagaimana matanya melihat
semua kejadian tragis pada dirinya termasuk pelaku pembunuhan terhadap dirinya.
Semua dilihatnya dari alam baka. Alam dimana Susie hanya mampu melihat dan tak bisa
menyentuh apapun. Meskipun hanya sekedar memberitahukan kepada orang tuanya. Siapa
sangka jika pembunuh tersebut bukanlah orang jauh atau sama sekali tidak dikenalnya.
Bahkan seluruh keluarganya juga mengenal pembunuhnya. Diceritakan bahwa jenazah
Susie tak ditemukan dan keluarganya terus mencari. Susie juga melihat dari alam
baka bagaimana teman-temanya terus menjadikannya sebagai bahan pembicaraan. Dan
sang pembunuh terus menghilangkan jejaknya.
Alam baka dianggap Susie sebagai tempat yang nyaman
dimana dia dapat menyaksikan kehidupan keluarga, teman, pacar dan
teman-temannya di dunia,” sekarang aku berada di tempat yang kusebut surga yang
luas sekali karena meliputi semua hasratku yang sederhana tetapi juga yang
paling bersahaja dan paling hebat, aku menyebutnya dengan kenyamanan”. Disana
dia tidak sendiri Susie ditemanin oleh teman-temannya yang juga telah dipanggil
ke alam baka. Mereka setiap hari menghabiskan waktunya dengan menyaksikan
suramnya kehidupan di dunia. Susie terus memperhatikan kehidupan seluruh
keluarga dan teman-temannya. Awalnya yang terjadi pergejolakan dalam kehidupan
keluarganya karena kematian dirinya semakin membaik dengan mencoba mengulang
kehidupan yang baru. Teman-temannya juga sudah semakin dewasa dan telah
mendapatkan kesuksesannya masing-masing. Adiknya yang telah menikah dan
mendapat profesi yang layak dan pacarnya yang semakin menjadi lebih baik dan
berwibawa dengan menikahi sahbatnya. Susie sangat bahagia melihat semua itu dan
dalam setiap lantunan doanya dia selalu saja mengucapkan,”kudoakan kalian semua
panjang umur dan hidup bahagia”.
Buku ini memang sangat menarik bagi orang-orang yang
masih membayangkan bagaimana nyamannya kehidupan di alam baka. Buku ini terdiri
dari 23 bab yang mengandung korelasi yang sangat kuat diantaranya babnya.
Apabila salah satu bab ada yang hilang maka cerita akan mengambang dan susah
untuk dimengerti. Buku ini juga dikemas secara rapi dan sistematis terbukti
tidak terdapat kesalahan dalam hal percetakkan.
Selain terdapat kelebihan yang banyak, tentunya buku ini
juga terdapat beberapa kelemahan. Diantaranya adalah, buku ini merupakan buku translate yang terkadang antar
kalimatnya tidak bisa dimengerti dan tidak nyambung. Selain itu, hal-hal yang
dibahas dalam buku ini sangat luas tidak focus pada satu hal. Buku ini sangat
ditujukan kepada remaja beranjak dewasa karena didalamnya terkandung
kisah-kisah yang diantaranya dialami remaja.
“Renungan mendalam
tentang barbagai cara bagaimana kesedihan dan kehilangan yang menyakitkan bisa
ditebus dengan cinta dan penerimaan”. Alice
Sebold